PENEROR RASA
Hmmm…
Aku Raishiza, biasa dipanggil Raizha. Aku
baru menginjak jenjang pendidikan di SMA favorit tentunya. Disini aku bertemu
banyak teman dari berbagai daerah Sumetera Barat. Tidak hanya dari daerah
Sumatera
Barat bahkan luar daerah Sumatera Barat juga ada, walaupun bisa dibilang gennya
resesif dibanding anak – anak dari Sumatera Barat yang gennya lebih dominant.
Ada
Gorih yang biasa ku panggil Kak Rip, Fans dengan nama beken Cute, Tuin dengan
nama beken Jempol, Opah dengan nama beken Einstein kecil, Aulia dengan nama
beken Mupufi, Suci dengan nama beken Yuchi, Fatma dengan nama beken Haterz, Nia
dengan nama beken Kak Ni, Dinda dengan
nama beken Adind, Leni dengan nama beken Mahda, Ilya dengan nama beken Nadia, Putri
dengan nama beken Ma’ripah,
Maya dengan nama beken the ex, Reci dengan nama beken Girly, Citra dengan nama
beken Tant,
Lia dengan nama beken Qimun, Dila dengan nama beken Bunda, dan masih banyak yang
lainnya. Senyuman pertama ku, ku berikan kepada nama-nama teman baru ku. Anah
banget deh nama-namanya.
Udah beberapa
hari mengecap pendidikan di SMA favorit ini, tentunya ada yang special. Tapi
juga ada yang menyebalkan setengah mati. Kalau yang spesialnya yang pertama
kali terekam di CCTV alami ciptaan Rabbi ketika teman cowok sekelas ku membuat
sebuah incident yang dihadiahkan untuk kami para kaum Hawa “kayak dizaman Nabi adam A.S aja” .
incidentnya seru banget, T.O.P B.G.T deh buat para kaum Adam. Tapi, keselnya
juga minta ampun deh, 31 detik incident berlalu tanpa ada gangguan dan nggak
ada yang tau kalau itu hanya sebuah incident. 5menit menjadi saksi incident
masih berjalan lancar. Memasuki menit ke-20 mulai ada gejala parasit yang akan
menghampiri, hitungan ke-10 teman cowok dari kelas X.F datang. Untung hanya 1
orang yang datang, kalau lebih bisa gagal deh incidentnya. Dia berlagak jadi
pahlawan dalam pertempuran yang sengit ini, dan setelah ku cari tau ternyata
namanya Arso.
“ Nyebelin banget sih tu anak ” gumamku
sambil menggerutu.
“
Kamu kenapa sih zha? Dari tadi aku perhatiin ngomel – ngomel aja “ balas Yuchi
dengan kesal.
“ Aku geram
banget deh chi sama anak – anak X.F yang cowok nya “
“
Ya ampun, chi kira zha ada masalah berat gitu, eh ternyata masih mikirin anak –
anak X.F yang bandelnya minta ampun itu”
“ Habis mereka nyebelin banget sih
chi, kesel benget ni jadinya “
“
Udahlah zha jangan terlalu dipikirin, toh acara kita Alhamdulillah kan berjalan lancar “.
“
Iya sih, oh ya chi menurut kamu gimana surprise
yang dikasih temen cowok buat kita yang cewek? “
“
Menurut chi sih biasa aja zha, soalnya chi juga kurang peduli sama hal-hal yang
begituan”
Waktu begitu cepat bergulir dalam
edarannya yang pas dan akurat. Tak terasa 10 bulan sudah ku jalani
hari-hari bersama teman-teman yang
namanya aneh-aneh ini. Jelas saja banyak kenangan yang terukir abadi pada CCTV
alami. Ada satu yang menarik perhatian ku bahkan hati ku juga ikut tertarik.
Karma mencintai ku saat ini, sering ku dengar
“ Janganlah membenci
seseorang, karena bisa jadi kamu mencintainya. Benci dan cinta itu bedanya setipis benang- benang kromatin, dan karma
pasti berlaku jika kamu tetap membenci”.
Yuhu…
Akhirnya
karma itu menghampiri ku. Aku sangat membenci yang namanya “ Eja Brilliant”
biasa dipanggil Eja. Kalau ditanya alasan kenapa aku membenci cowok itu, simple
saja, karena dia salah satu teman Arso yang hampir saja menggagalkan incident
kami. Detik demi detik ku lalui, awal kenal ku tidak begitu tertarik padanya.
Aku mengenalnya lewat jaringan internet, maklum anak muda. 24 hari sudah ku
kenal Eja, ternyata eh ternyata dia nggak seperti Arso, malahan menurutku dia
sangat baik dan menghargai gender. Seiring bertambahnya hari hingga hari ini
adalah hari ke-31 ku kenal Eja. Dia mulai berubah, sikap dinginnya
menghadangku. Ditanya kenapa? Aku juga tidak tau, siapa tahan jika ada
seseorang yang dalam hitungan 12 sikapnya langsung berubah. Akhirnya ku
putuskan untuk memulai lebih dulu ( lewat pesan Facebook).
“ Hy Ja, aku
boleh nanya sesuatu nggak?”
“ Hy juga,
boleh kok. Zha mau nanya apa?”
“
Sebelumnya aku mau minta maaf kalau pesan ini mengganggu kegiatan kamu. Entah
kenapa, aku merasa aneh dengan sikap dingin kamu belakangan ini. Emangnya aku ada
salah ya sama kamu? Kalau ada tolong bilang ya Ja, soalnya aku nggak pengen
orang yang aku anggap sebagai sahabat bersikap dingin ma aku”
“ Biasa aja kok Zha, kamu nggak ada salah ma aku.
Maaf juga kalau kamu ngerasa kayak gitu,tapi bagi aku biasa aja” balas Eja
berusaha mengelak.
Ku gali dan
ku putar ulang rekaman CCTV tentang Aku dan Eja. 94 peristiwa ku temui namun
tidak ada unsur kesalahan yang ku perbuat padanya. Peristiwa ke-21 adalah
peristiwa yang menarik saat ku bertemu Dia, dan apa salahku padamu? Pertanyaan
itu melayang-layang di benakku selama 4 hari. Ku rasa Eja mulai meneror hatiku
dengan perasaan wajar bagi setiap insan yang sedang mengalami masa pubertas.
Cinta? Ya, ini cinta.
“ Ah, daripada memikirkan hal itu
mendingan buka facebook “ pikir ku.
Di depan
sekolahku ada warnet, jelas saja aku lebih memilih tempat yang lebih dekat.
Menit ke-94 baru ku sadari ada pesan. Ku buka dengan pelan sambil berharap itu
balasan pesan yang ku kirim pada Eja.
“
Dear Raizha. Maaf sikap ku membuat mu merasa tidak nyaman, namun kamu harus tau
satu hal yang melatar belakangi sikap dingin ku.
IIII
LLLOOOOO
IIIII
LLLLOOOOVV
IIIII
LLLLOOOOOVVVVEEEE
IIIIII
LLLOOOOOOOOVVVVVEEEEEEEEE YOU
Jangan
ditanggapi.”
Jantung ku
berdegup kencang, dag, dig, dug, dag,
dig, dug, dengan berulang kali. Pertanyaan-pertanyaan mulai bergelayut tak
beraturan di saraf induk ku, pernyataan-pernyataan juga tidak mau ketinggalan
akan badai yang menerpa kepala ku. Seandainya ku balas “Aku juga mencintaimu”,
katanya jangan ditanggapi. Opo iki?, aku
pusing melebihi setengah mati. Nggak aku balas, nanti dia kecewa. Dan jika ku
nekad membalas rasanya, aku belum mau bukan berarti nggak mau ya. Aku belum
punya keberanian yang cukup untuk menentang kakak-kakak senior yang akan
mengintrogasi ku setajam silet.
Akhirnya ku
putuskan untuk tidak membalasnya untuk sementara waktu, aku masih ingin
memikirkannya dan meminta pendapat teman ku Yuchi.
“ Chi, gimana ni? Aku dibidik Eja, aku
terima atau nggak ni chi?”
“ Dibidik? Kayak senapan aja” jawab
Tuchi dengan polos.
“ Yuchi, aku serius nih. Eja nyatain
perasaannya ke aku”
“ Oh ya?
Kapan Zha?” tanya Yuchi mulai penasaran.
“
Tadi aku buka facebook, terus ada pesan dari dia. Intinya dia bilang, dia
mencintai aku chi”
“ Hmm gitu
ya, so, kamu jawab apa?”
“
Belum ada chi, makanya aku tanya sama kamu. Ayolah chi, kasih saran” pintaku
dengan penasaran yang sudah mencapai puncak ubun-ubun ku.
“Menurut
chi jangan dulu deh zha,tapi bukan berarti kamu nolak. Ngerti kan maksud aku?”
“
Ngerti kok chi, maksud kamu kakak senior kan?”
“
Tentunya zha, siapalagi?”
“
Ow, makasi ya”
“ Sama-sama
zha. Oh ya, kamu udah shalat Ashar?”
“ Belum chi,
ya udah aku shalat dulu ya”
“ Ya zha”
Shalat Ashar
sudah ku jalani, pikiran ku mulai tenang. Ku ambil Handphone Nokia 2630 lalu ku
beranikan mengirim pesan buat Eja.
“
Ja, makasi ya kamu udah mau jujur sama aku. Jujur, aku juga mencintai kamu, namun
kamu tau kan kalau aku nggak boleh pacaran sama kakak senior ku? Aku nggak mau
kehilangan kamu, kita jalani saja hubungan seperti ini. Nanti jika aku sudah
punya keberanian untuk itu, aku akan terima kamu. Tapi kamu jangan kecewa ya.
Cuma kamu yang mampu meneror hatiku di sekolah ini”
Dengan
harap-harap cemas akhirnya pesan tersebut terkirim padanya. Lega namun belum
lega, aneh memang. Tapi itulah yang ku alami saat ini. Lega karena sudah
membalas pesannya, belum lega karena aku takut menbuatnya kecewa si peneror hatiku.
31 detik
belum ada tanda-tanda pesan masuk ke Handphone ku. 5 menit masih belum ada
tanda-tanda yang ku harapkan. 20 menit lewat 18 detik teng. 1 pesan dari Eja.
Yeyeyeye sorak-sorai hatiku seperti cheerly
dance menyoraki kepiawaian 6 orang jagoan yang ada di lapangan basket. Dan
seketika terhenti, dengan khusyuk ku mulai mengeja balasan darinya.
“
Makasi ya zha, udah membalas cinta ku. Aku senang dan aku nggak akan kecewa
sama keputusan kamu. Aku sangat menghargainya, aku akan selalu menanti jawaban
dari hati kamu si peneror hati ku
^_^”
Alhamdulillahirabbil’alamiin syukur ku
sampaikan pada Sang Khalik Illahi Rabbi. Aku segara berlari menuju kamar Yuchi.
“ Chi, makasi ya atas sarannya. Eja
terima keputusan aku chi ”
“ Oh ya?
Bagus lah kalau begitu, aku ikut senang” jawab Yuchi simple
“ Ya udah aku
ke kamar dulu ya chi, bye”
“ Bye “
Ya begitulah
Yuchi, orangnya tidak terlalu peduli tapi aku suka berteman dengannya walawpun
sebenarnya aku tidak suka orang yang cuek. Yuchi tetap saja tempat curhat ku,
bertukar pendapat, teman belajar, teman bermain, dan yang lain-lainnya.
Detik demi
detik ku lalui bersama hadirnya disamping ku, temani langkahku, hiasi
hari-hariku, gurauannya buatku bahagia tiada tara. Menit-menit cinta berlalu
dengan rempah-rempah penyedap rasa, menghapuskan luka lama, menmbangunkan rasa
yang sempat hilang. Kini menit meninggalkanku, ku temui dentangan menunjuk jam.
Tetesan salju rindu mulai turun dari hati yang sedang berbunga hingga ku
nyanyikan untuknya,
“
Aku merindukanmu, setengah mati merindu,
Tiada henti merindukanmu, masih hatiku
untukmu, aku tetap merindu”
Yap-yap-yap.
Hati mengangguk membenarkan senandung rindu itu terlantun, tapi aneh bin ajaib
aku tidak berani bertemu dengannya. Aku wanita yang pemalu bila bertemu pujaan
hati, sepertinya dalam hal ini sifat Ibuku lebih dominant daripada sifat Ayah
yang pemberani.
Jam berganti
hari. Tentunya ada suka dan duka yang datang, namun rationya 4,5 : 0,5. Duka
datang akibat salah memasuki rempah-rempah penyedap rasa yang hambar ataupun
pahit. Begitupun minggu-minggu yang ku lewati. Dan sekarang hampir 1 bulan ku
menjalani hubungan tanpa status bersama Eja, semakin hari rasa ini semakin
bertambah. Rasanya dengan bekal cinta, perhatian dan kasih sayang darinya ku
sudah mempunyai kekuatan yang lebih untuk menghadapi kakak senior ku yang suatu
waktu datang menghadang dan menghajar mentalku. Tepat pukul 22:32 hari Senen
yang bertepatan pada tanggal 31 Mei 2010 aku menerima cinta nya lewat via short massage service. Bahagia terasa
diantara kedua belah pihak, aku dan dia si peneror
rasa cinta. Dan hanya satu harapan aku dan dia :
“
2gether 4ever”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar