cse

Loading

Senin, 22 April 2013

“PENEROR RASA”


PENEROR RASA

Hmmm…
Aku Raishiza, biasa dipanggil Raizha. Aku baru menginjak jenjang pendidikan di SMA favorit tentunya. Disini aku bertemu banyak teman dari berbagai daerah Sumetera Barat. Tidak hanya dari daerah Sumatera Barat bahkan luar daerah Sumatera Barat juga ada, walaupun bisa dibilang gennya resesif dibanding anak – anak dari Sumatera Barat yang gennya lebih dominant.
 Ada Gorih yang biasa ku panggil Kak Rip, Fans dengan nama beken Cute, Tuin dengan nama beken Jempol, Opah dengan nama beken Einstein kecil, Aulia dengan nama beken Mupufi, Suci dengan nama beken Yuchi, Fatma dengan nama beken Haterz, Nia dengan nama beken  Kak Ni, Dinda dengan nama beken Adind, Leni dengan nama beken Mahda, Ilya dengan nama beken Nadia, Putri dengan nama beken Ma’ripah, Maya dengan nama beken the ex, Reci dengan nama beken Girly, Citra dengan nama beken Tant, Lia dengan nama beken Qimun, Dila dengan nama beken Bunda, dan masih banyak yang lainnya. Senyuman pertama ku, ku berikan kepada nama-nama teman baru ku. Anah banget deh nama-namanya.
          Udah beberapa hari mengecap pendidikan di SMA favorit ini, tentunya ada yang special. Tapi juga ada yang menyebalkan setengah mati. Kalau yang spesialnya yang pertama kali terekam di CCTV alami ciptaan Rabbi ketika teman cowok sekelas ku membuat sebuah incident yang dihadiahkan untuk kami para kaum Hawa “kayak dizaman Nabi adam A.S aja” . incidentnya seru banget, T.O.P B.G.T deh buat para kaum Adam. Tapi, keselnya juga minta ampun deh, 31 detik incident berlalu tanpa ada gangguan dan nggak ada yang tau kalau itu hanya sebuah incident. 5menit menjadi saksi incident masih berjalan lancar. Memasuki menit ke-20 mulai ada gejala parasit yang akan menghampiri, hitungan ke-10 teman cowok dari kelas X.F datang. Untung hanya 1 orang yang datang, kalau lebih bisa gagal deh incidentnya. Dia berlagak jadi pahlawan dalam pertempuran yang sengit ini, dan setelah ku cari tau ternyata namanya Arso.
         
“ Nyebelin banget sih tu anak ” gumamku sambil menggerutu.
“ Kamu kenapa sih zha? Dari tadi aku perhatiin ngomel – ngomel aja “ balas Yuchi dengan kesal.
          “ Aku geram banget deh chi sama anak – anak X.F yang cowok nya “
“ Ya ampun, chi kira zha ada masalah berat gitu, eh ternyata masih mikirin anak – anak X.F yang bandelnya minta ampun itu”
          “ Habis mereka nyebelin banget sih chi, kesel benget ni jadinya “
“ Udahlah zha jangan terlalu dipikirin, toh acara kita Alhamdulillah kan berjalan lancar “.
“ Iya sih, oh ya chi menurut kamu gimana surprise yang dikasih temen cowok buat kita yang cewek? “
“ Menurut chi sih biasa aja zha, soalnya chi juga kurang peduli sama hal-hal yang begituan”

Waktu begitu cepat bergulir dalam edarannya yang pas dan akurat. Tak terasa 10 bulan sudah ku jalani hari-hari  bersama teman-teman yang namanya aneh-aneh ini. Jelas saja banyak kenangan yang terukir abadi pada CCTV alami. Ada satu yang menarik perhatian ku bahkan hati ku juga ikut tertarik. Karma mencintai ku saat ini, sering ku dengar

“ Janganlah membenci seseorang, karena bisa jadi kamu mencintainya. Benci dan cinta itu bedanya  setipis benang- benang kromatin, dan karma pasti berlaku jika kamu tetap membenci”.
         
Yuhu…
          Akhirnya karma itu menghampiri ku. Aku sangat membenci yang namanya “ Eja Brilliant” biasa dipanggil Eja. Kalau ditanya alasan kenapa aku membenci cowok itu, simple saja, karena dia salah satu teman Arso yang hampir saja menggagalkan incident kami. Detik demi detik ku lalui, awal kenal ku tidak begitu tertarik padanya. Aku mengenalnya lewat jaringan internet, maklum anak muda. 24 hari sudah ku kenal Eja, ternyata eh ternyata dia nggak seperti Arso, malahan menurutku dia sangat baik dan menghargai gender. Seiring bertambahnya hari hingga hari ini adalah hari ke-31 ku kenal Eja. Dia mulai berubah, sikap dinginnya menghadangku. Ditanya kenapa? Aku juga tidak tau, siapa tahan jika ada seseorang yang dalam hitungan 12 sikapnya langsung berubah. Akhirnya ku putuskan untuk memulai lebih dulu ( lewat pesan Facebook).
          “ Hy Ja, aku boleh nanya sesuatu nggak?”
          “ Hy juga, boleh kok. Zha mau nanya apa?”
“ Sebelumnya aku mau minta maaf kalau pesan ini mengganggu kegiatan kamu. Entah kenapa, aku merasa aneh dengan sikap dingin kamu belakangan ini. Emangnya aku ada salah ya sama kamu? Kalau ada tolong bilang ya Ja, soalnya aku nggak pengen orang yang aku anggap sebagai sahabat bersikap dingin ma aku”
  Biasa aja kok Zha, kamu nggak ada salah ma aku. Maaf juga kalau kamu ngerasa kayak gitu,tapi bagi aku biasa aja” balas Eja berusaha mengelak.

          Ku gali dan ku putar ulang rekaman CCTV tentang Aku dan Eja. 94 peristiwa ku temui namun tidak ada unsur kesalahan yang ku perbuat padanya. Peristiwa ke-21 adalah peristiwa yang menarik saat ku bertemu Dia, dan apa salahku padamu? Pertanyaan itu melayang-layang di benakku selama 4 hari. Ku rasa Eja mulai meneror hatiku dengan perasaan wajar bagi setiap insan yang sedang mengalami masa pubertas. Cinta? Ya, ini cinta.
         
“ Ah, daripada memikirkan hal itu mendingan buka facebook “ pikir ku.
          Di depan sekolahku ada warnet, jelas saja aku lebih memilih tempat yang lebih dekat. Menit ke-94 baru ku sadari ada pesan. Ku buka dengan pelan sambil berharap itu balasan pesan yang ku kirim pada Eja.
“ Dear Raizha. Maaf sikap ku membuat mu merasa tidak nyaman, namun kamu harus tau satu hal yang melatar belakangi sikap dingin ku.

IIII LLLOOOOO
IIIII LLLLOOOOVV
IIIII LLLLOOOOOVVVVEEEE
IIIIII LLLOOOOOOOOVVVVVEEEEEEEEE YOU
Jangan ditanggapi.”

          Jantung ku berdegup kencang, dag, dig, dug, dag, dig, dug, dengan berulang kali. Pertanyaan-pertanyaan mulai bergelayut tak beraturan di saraf induk ku, pernyataan-pernyataan juga tidak mau ketinggalan akan badai yang menerpa kepala ku. Seandainya ku balas “Aku juga mencintaimu”, katanya jangan ditanggapi. Opo iki?, aku pusing melebihi setengah mati. Nggak aku balas, nanti dia kecewa. Dan jika ku nekad membalas rasanya, aku belum mau bukan berarti nggak mau ya. Aku belum punya keberanian yang cukup untuk menentang kakak-kakak senior yang akan mengintrogasi ku setajam silet.
          Akhirnya ku putuskan untuk tidak membalasnya untuk sementara waktu, aku masih ingin memikirkannya dan meminta pendapat teman ku Yuchi.
         
“ Chi, gimana ni? Aku dibidik Eja, aku terima atau nggak ni chi?”
“ Dibidik? Kayak senapan aja” jawab Tuchi dengan polos.
“ Yuchi, aku serius nih. Eja nyatain perasaannya ke aku”
          “ Oh ya? Kapan Zha?” tanya Yuchi mulai penasaran.
“ Tadi aku buka facebook, terus ada pesan dari dia. Intinya dia bilang, dia mencintai aku chi”
          “ Hmm gitu ya, so, kamu jawab apa?”
“ Belum ada chi, makanya aku tanya sama kamu. Ayolah chi, kasih saran” pintaku dengan penasaran yang sudah mencapai puncak ubun-ubun ku.
“Menurut chi jangan dulu deh zha,tapi bukan berarti kamu nolak. Ngerti kan maksud aku?”
“ Ngerti kok chi, maksud kamu kakak senior kan?”
“ Tentunya zha, siapalagi?”
“ Ow, makasi ya”
          “ Sama-sama zha. Oh ya, kamu udah shalat Ashar?”
          “ Belum chi, ya udah aku shalat dulu ya”
          “ Ya zha”

          Shalat Ashar sudah ku jalani, pikiran ku mulai tenang. Ku ambil Handphone Nokia 2630 lalu ku beranikan mengirim pesan buat Eja.

“ Ja, makasi ya kamu udah mau jujur sama aku. Jujur, aku juga mencintai kamu, namun kamu tau kan kalau aku nggak boleh pacaran sama kakak senior ku? Aku nggak mau kehilangan kamu, kita jalani saja hubungan seperti ini. Nanti jika aku sudah punya keberanian untuk itu, aku akan terima kamu. Tapi kamu jangan kecewa ya. Cuma kamu yang mampu meneror hatiku di sekolah ini”

          Dengan harap-harap cemas akhirnya pesan tersebut terkirim padanya. Lega namun belum lega, aneh memang. Tapi itulah yang ku alami saat ini. Lega karena sudah membalas pesannya, belum lega karena aku takut menbuatnya kecewa si peneror hatiku.
          31 detik belum ada tanda-tanda pesan masuk ke Handphone ku. 5 menit masih belum ada tanda-tanda yang ku harapkan. 20 menit lewat 18 detik teng. 1 pesan dari Eja. Yeyeyeye sorak-sorai hatiku seperti cheerly dance menyoraki kepiawaian 6 orang jagoan yang ada di lapangan basket. Dan seketika terhenti, dengan khusyuk ku mulai mengeja balasan darinya.

“ Makasi ya zha, udah membalas cinta ku. Aku senang dan aku nggak akan kecewa sama keputusan kamu. Aku sangat menghargainya, aku akan selalu menanti jawaban dari hati kamu si peneror hati ku ^_^”

          Alhamdulillahirabbil’alamiin syukur ku sampaikan pada Sang Khalik Illahi Rabbi. Aku segara berlari menuju kamar Yuchi.
         
“ Chi, makasi ya atas sarannya. Eja terima keputusan aku chi ”
          “ Oh ya? Bagus lah kalau begitu, aku ikut senang” jawab Yuchi simple
          “ Ya udah aku ke kamar dulu ya chi, bye”
          “ Bye “

          Ya begitulah Yuchi, orangnya tidak terlalu peduli tapi aku suka berteman dengannya walawpun sebenarnya aku tidak suka orang yang cuek. Yuchi tetap saja tempat curhat ku, bertukar pendapat, teman belajar, teman bermain, dan yang lain-lainnya.
          Detik demi detik ku lalui bersama hadirnya disamping ku, temani langkahku, hiasi hari-hariku, gurauannya buatku bahagia tiada tara. Menit-menit cinta berlalu dengan rempah-rempah penyedap rasa, menghapuskan luka lama, menmbangunkan rasa yang sempat hilang. Kini menit meninggalkanku, ku temui dentangan menunjuk jam. Tetesan salju rindu mulai turun dari hati yang sedang berbunga hingga ku nyanyikan untuknya,

“ Aku merindukanmu, setengah mati merindu,
 Tiada henti merindukanmu, masih hatiku untukmu, aku tetap merindu”

          Yap-yap-yap. Hati mengangguk membenarkan senandung rindu itu terlantun, tapi aneh bin ajaib aku tidak berani bertemu dengannya. Aku wanita yang pemalu bila bertemu pujaan hati, sepertinya dalam hal ini sifat Ibuku lebih dominant daripada sifat Ayah yang pemberani.
          Jam berganti hari. Tentunya ada suka dan duka yang datang, namun rationya 4,5 : 0,5. Duka datang akibat salah memasuki rempah-rempah penyedap rasa yang hambar ataupun pahit. Begitupun minggu-minggu yang ku lewati. Dan sekarang hampir 1 bulan ku menjalani hubungan tanpa status bersama Eja, semakin hari rasa ini semakin bertambah. Rasanya dengan bekal cinta, perhatian dan kasih sayang darinya ku sudah mempunyai kekuatan yang lebih untuk menghadapi kakak senior ku yang suatu waktu datang menghadang dan menghajar mentalku. Tepat pukul 22:32 hari Senen yang bertepatan pada tanggal 31 Mei 2010 aku menerima cinta nya lewat via short massage service. Bahagia terasa diantara kedua belah pihak, aku dan dia si peneror rasa cinta. Dan hanya satu harapan aku dan dia :

“ 2gether 4ever”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar