CERITA 3 HARI
By : Rachma Potter
Siang ini, tepat pukul 14:08:40 di
kelas XII IPA 1 ku mulai mencoret-coret selembar kertas bagian tengah buku
kosong. Saat ini ku sedang menghadapi ulangan harian yang diberikan oleh Miss.
Dian . disela-sela waktu, ku curi menyelip lorongnya.
Dan ku berpindah hingga kaki
berhenti disebuah surge nan indah , Asrama Putri 2, kamar 3B. hingga ku temukan
beberapa benda yang taka sing untuk dipandang bola mata hitam putih. Tertahan
benak tuk berkarya menjelang sore.
Kesibukan tak menentu terhenti, melanjutkan
belajar Biologi tentang Substansi
Genetika bersama kak Tua panggilannya. Lama termakan waktu, berlalu ku
menuju surge.
Benak yang sempat tertahan tuk
berkaryakembali melaju menyusuri lorong sel. Terserobot pelita hati yang
menyongsong pikiranku akan dirinya. Ku kirimkan pesan melalui sebuah Hand Phone Nokia 2630 ber-SIM Card XL yang jumlah pulsanya hanya Rp. 145.
Ku hentikan tangan tuk menggenggam
pensil, 21:32 detiknya tak bisa ku tentukan. Melanjutkan aktifitasku tuk
melintasi tali kuis Biologi. Ku siapkan mata dan hati, ku lepaskan secercah
pikiran. Namun para kutukan Rabbi bergelayut dipelupuk mataku. Trap, mataku istirahat.
Subuhnya aku bangun tak seperti
biasa, pikiranku mati suri. Vivi menggubrak pikiranku hingga bola mata
terbelalak seolah bangun dari mati suri.
Paginya kaki melangkah menuju
jembatan ilmu. Lagi-lagi ku mencuri waktu namun bukan milik Miss.Dian. kali ini
ku curi waktu Bu’ Nel saat memerangi latihan Kimia dibuku Erlangga halaman 58
dan 59.
Alat penggerak melaju kencang membawa
pensil dan pikiranku. Terhenti sesaat dalam lamunan pagi menjelang siang. Ku
torehkan tulisan-tulisan indah, tak tau apa itu. Pikiranku, yang penting aku
menulis dan berkarya.
Pikiran kanan kiri berkelahi,
mungkinkah tulisan ini akan dihargai?. Tiada guna otakku mencincang semua
pertanyaan itu. “ Logam melepas electron
sehingga mudah mengalami oksidasi dan semakin sukar tereduksi maka E◦-nya
sangat kecil “. Kata-kata itu merenggut perhatian otakku.
Jeda yang lama menyentakkan ku
untuk kembali mencoret kertas ini, Biologi tampa ketinggalan, akhirnya ku curi
lagi celah kosongnya, Terpampang sudah “
Seuntai DNA, yang terdiri dari 4 nukleotida, yang mana 1 nukleotida terdiri
dari 1 fosfat 1 gula pentose dan 1 basa nitrogen “.
Tak berselang waktu, kembali ku
hadir disini. Hentakan kejam sang perut meronta-ronta, berlandaskan gorengan
dan nasi membuatnya plong. Aku ingin istirahat.
Ketangkisanku dalam berolah raga
musnah, kini aku bernjak dewasa. Organku terlelap dikasur peraduan. Gelisah
menyertai.
Maghrib-Mu tak sengaja ku abaikan.
Teringat benak akan sebuah nama yang tertata rapi Gezag Gani Gusman. Dia kekasih hatiku. Harusnya saat ini waktu
untuk Fisika tapi aku curi waktunya. Ku torehkan tulisan-tulisan acak. Dan
insyaf seketika, ku ucapkan selamat tinggal kertas.
Kertas ini memanggilku, ku
istirahatkan fisika sejenak entah hingga pagi. Soal Difraksi selesai ku hantam,
bukan berarti semua ku terjang. Really
really love you, never-never leave you. Belakku melayang mengingat sang
pujaan hati yang terlelap dimalam penuh bintang ku hadirkan tuk temani
tidurnya.
Vivi, Riri, Sylvi, Hany, Vixy, dan
Riska dalam peraduan saat ini. Tak adil berontak organ, segera ku jelaskan, dan
dimengerti. Cepat ku beranjak ke peraduan. Bismika
Allahumma ahya wabismika amuut.
Lama tangan tak menyapa. Ku
layangkan beberapa kata untuknya. Lagi, lagi, dan lagiku curi waktu Miss. Dian
tuk kedua kalinya. Keadaan member rasa bosan, kutuka Rabbi menggoda dengan
kepakan centil di pelupuk mata. Vidi dan Vici ku dapat, I’m the winner.
Mata terbelalak, jantung berdegup
keras, bungan cinta berhamburan, bibir tersenyum, dank u lihat pujaan hati
beberapa menit lalu. Detik itu terpahat. Aku bosan belajar karena tidak
terfokus pada 1 materi. Ku pintakan Bosan-bosan
pergilah, jangan datang-datang lagi.
Jeda detik harapkan hadirnya,
kecewa akan keterlambatan, dia telah berlalu. Ku terbang menembus cakrawala
Singkarak, hingga ku naiki sebuah mobil menuju tempat kelahiran diri.
Tak mudah menjaga hati dan mulut. Masih lapang coy!!. Dadaku memanas,
ingin ku katakana Kalo anak kampong gak
usah sok ke kota-kotaan gitu ya!. Hap! Pikiranku disadarkan malaikat utusan
Rabbi. Kata suci nan mulia terucap Astaghfirullaahal’azhiim
ku pintakan pada-Nya. Fokuskan tangan yang menggenggam pensil mekanik tuk
meneruskan cerita 3 hari.
Serba ungu ciptan-Nya mengejutkanku
betapa bertambah modernnya dunia. Semua bersanggul bak Ibu Kartini padahal
semua dibenci para pujangga dunia yang berhati mulia. Bunyi mobil mendera
menyuruhku berhenti sejenak.
Sadarku menerobos kelam, lalu ku
dapat ketenangan di surga. Tak beralngsung lama, perihku itu muncul kembali. 1
tahun pacaran Alhamdulillah lancer,
dan tak sepadan harapan hubungan suci berubah kelam kelabu. Pertengkaran rajin
tak pernah alfa menghampiri, inilah kefuturan hidup.
Ku mulai sadarkan hati, siapa
sebenarnya yang ku cari? Aku mencintainya, tapi aku tak tau pikirannya. Aku
lelah. Selang waktu bergulir tak berguna, membidikku dengan panah cintanya. Dia
pendamai hatiyang kun anti. Aku tenui cinta ku lagi. Gezag Gani Gusman “I Love You “ Together Forever.
Tekadkan hati tuk jadi cinta
sejati, diselanya lagi dan lagi kutuksn Rabbi menggoda, ku terlelap dalam pesan
cinta. Dering HP buatku tersentak dari lelap beberapa menit.
Gigitan halus yang menjengkelkan
tertempel dikaki ku, argh!! Tak henti pikiranku mengingatnya. Seuntai senyum
manis merekah di bibir mungilku. Keluh kesah terungkap, kerongkonganku sakit
minta ampun. Beribu kata ingin ku dapat, tapi tak jua kunjung datang.
Ku hentikan cerita 3 hari sejenak.
Kimia menanti, Fiqh menunggu uluran tanganku. Tapi maaf ku ulur padanya. “Abey mau nungguin cerpen umy siap dulu, baru
abbey bubuq ” kata-kata yang buat bangun semangat yang mulai tenggelam. La future Rahma.
Dentang jam menunjuk 22:39:42,
posisi uenak sulit didapat, tahtaku di singgasana bak putrid raja. 24 September
2011 tepat hari sabtu, malam minggu 22:43:12 ku tutup buku dank u sudahi cerpen
Cerita 3 Hari.