cse

Loading

Rabu, 24 April 2013

Cerita 3 Hari


CERITA 3 HARI

                                                                        By : Rachma Potter

Siang ini, tepat pukul 14:08:40 di kelas XII IPA 1 ku mulai mencoret-coret selembar kertas bagian tengah buku kosong. Saat ini ku sedang menghadapi ulangan harian yang diberikan oleh Miss. Dian . disela-sela waktu, ku curi menyelip lorongnya.
Dan ku berpindah hingga kaki berhenti disebuah surge nan indah , Asrama Putri 2, kamar 3B. hingga ku temukan beberapa benda yang taka sing untuk dipandang bola mata hitam putih. Tertahan benak tuk berkarya menjelang sore.
Kesibukan tak menentu terhenti, melanjutkan belajar Biologi tentang Substansi  Genetika bersama kak Tua panggilannya. Lama termakan waktu, berlalu ku menuju surge.
Benak yang sempat tertahan tuk berkaryakembali melaju menyusuri lorong sel. Terserobot pelita hati yang menyongsong pikiranku akan dirinya. Ku kirimkan pesan melalui sebuah Hand Phone Nokia 2630 ber-SIM Card XL yang jumlah pulsanya hanya Rp. 145.
Ku hentikan tangan tuk menggenggam pensil, 21:32 detiknya tak bisa ku tentukan. Melanjutkan aktifitasku tuk melintasi tali kuis Biologi. Ku siapkan mata dan hati, ku lepaskan secercah pikiran. Namun para kutukan Rabbi bergelayut dipelupuk mataku. Trap,  mataku istirahat.
Subuhnya aku bangun tak seperti biasa, pikiranku mati suri. Vivi menggubrak pikiranku hingga bola mata terbelalak seolah bangun dari mati suri.
Paginya kaki melangkah menuju jembatan ilmu. Lagi-lagi ku mencuri waktu namun bukan milik Miss.Dian. kali ini ku curi waktu Bu’ Nel saat memerangi latihan Kimia dibuku Erlangga halaman 58 dan 59.
Alat penggerak melaju kencang membawa pensil dan pikiranku. Terhenti sesaat dalam lamunan pagi menjelang siang. Ku torehkan tulisan-tulisan indah, tak tau apa itu. Pikiranku, yang penting aku menulis dan berkarya.
Pikiran kanan kiri berkelahi, mungkinkah tulisan ini akan dihargai?. Tiada guna otakku mencincang semua pertanyaan itu. “ Logam melepas electron sehingga mudah mengalami oksidasi dan semakin sukar tereduksi maka E◦-nya sangat kecil “. Kata-kata itu merenggut perhatian otakku.
Jeda yang lama menyentakkan ku untuk kembali mencoret kertas ini, Biologi tampa ketinggalan, akhirnya ku curi lagi celah kosongnya, Terpampang sudah “ Seuntai DNA, yang terdiri dari 4 nukleotida, yang mana 1 nukleotida terdiri dari 1 fosfat 1 gula pentose dan 1 basa nitrogen “.
Tak berselang waktu, kembali ku hadir disini. Hentakan kejam sang perut meronta-ronta, berlandaskan gorengan dan nasi membuatnya plong. Aku ingin istirahat.
Ketangkisanku dalam berolah raga musnah, kini aku bernjak dewasa. Organku terlelap dikasur peraduan. Gelisah menyertai.
Maghrib-Mu tak sengaja ku abaikan. Teringat benak akan sebuah nama yang tertata rapi Gezag Gani Gusman. Dia kekasih hatiku. Harusnya saat ini waktu untuk Fisika tapi aku curi waktunya. Ku torehkan tulisan-tulisan acak. Dan insyaf seketika, ku ucapkan selamat tinggal kertas.
Kertas ini memanggilku, ku istirahatkan fisika sejenak entah hingga pagi. Soal Difraksi selesai ku hantam, bukan berarti semua ku terjang. Really really love you, never-never leave you. Belakku melayang mengingat sang pujaan hati yang terlelap dimalam penuh bintang ku hadirkan tuk temani tidurnya.
Vivi, Riri, Sylvi, Hany, Vixy, dan Riska dalam peraduan saat ini. Tak adil berontak organ, segera ku jelaskan, dan dimengerti. Cepat ku beranjak ke peraduan. Bismika Allahumma ahya wabismika amuut.
Lama tangan tak menyapa. Ku layangkan beberapa kata untuknya. Lagi, lagi, dan lagiku curi waktu Miss. Dian tuk kedua kalinya. Keadaan member rasa bosan, kutuka Rabbi menggoda dengan kepakan centil di pelupuk mata. Vidi dan Vici ku dapat, I’m the winner.
Mata terbelalak, jantung berdegup keras, bungan cinta berhamburan, bibir tersenyum, dank u lihat pujaan hati beberapa menit lalu. Detik itu terpahat. Aku bosan belajar karena tidak terfokus pada 1 materi. Ku pintakan Bosan-bosan pergilah, jangan datang-datang lagi.
Jeda detik harapkan hadirnya, kecewa akan keterlambatan, dia telah berlalu. Ku terbang menembus cakrawala Singkarak, hingga ku naiki sebuah mobil menuju tempat kelahiran diri.
Tak mudah menjaga hati dan mulut. Masih lapang coy!!. Dadaku memanas, ingin ku katakana Kalo anak kampong gak usah sok ke kota-kotaan gitu ya!. Hap! Pikiranku disadarkan malaikat utusan Rabbi. Kata suci nan mulia terucap Astaghfirullaahal’azhiim ku pintakan pada-Nya. Fokuskan tangan yang menggenggam pensil mekanik tuk meneruskan cerita 3 hari.
Serba ungu ciptan-Nya mengejutkanku betapa bertambah modernnya dunia. Semua bersanggul bak Ibu Kartini padahal semua dibenci para pujangga dunia yang berhati mulia. Bunyi mobil mendera menyuruhku berhenti sejenak.
Sadarku menerobos kelam, lalu ku dapat ketenangan di surga. Tak beralngsung lama, perihku itu muncul kembali. 1 tahun pacaran Alhamdulillah lancer, dan tak sepadan harapan hubungan suci berubah kelam kelabu. Pertengkaran rajin tak pernah alfa menghampiri, inilah kefuturan hidup.
Ku mulai sadarkan hati, siapa sebenarnya yang ku cari? Aku mencintainya, tapi aku tak tau pikirannya. Aku lelah. Selang waktu bergulir tak berguna, membidikku dengan panah cintanya. Dia pendamai hatiyang kun anti. Aku tenui cinta ku lagi. Gezag Gani Gusman “I Love You “ Together Forever.
Tekadkan hati tuk jadi cinta sejati, diselanya lagi dan lagi kutuksn Rabbi menggoda, ku terlelap dalam pesan cinta. Dering HP buatku tersentak dari lelap beberapa menit.
Gigitan halus yang menjengkelkan tertempel dikaki ku, argh!! Tak henti pikiranku mengingatnya. Seuntai senyum manis merekah di bibir mungilku. Keluh kesah terungkap, kerongkonganku sakit minta ampun. Beribu kata ingin ku dapat, tapi tak jua kunjung datang.
Ku hentikan cerita 3 hari sejenak. Kimia menanti, Fiqh menunggu uluran tanganku. Tapi maaf ku ulur padanya. “Abey mau nungguin cerpen umy siap dulu, baru abbey bubuq ” kata-kata yang buat bangun semangat yang mulai tenggelam. La future Rahma.
Dentang jam menunjuk 22:39:42, posisi uenak sulit didapat, tahtaku di singgasana bak putrid raja. 24 September 2011 tepat hari sabtu, malam minggu 22:43:12 ku tutup buku dank u sudahi cerpen Cerita 3 Hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar